Rabu, 18 Juni 2014

Presiden sipil Republik Indonesia

Selayaknya yang kita ketahui pemimpin indonesia rata-rata memilik kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada pemimpin dari kalangan sipil yang kredibilitasnya sebagai pemimpin diragukan. Ada pemimpin yang dari kalangan militer yang justru kepemimpinannya diakui. Berikut adalah PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA dari kalangan sipil yang dipilih oleh rakyat, bukan menggantikan jabatan presiden melalui mandat atau karena mundurnya presiden bahkan dilengserkannya presiden.

Ir.SOEKARNO
Soekarno adalah presiden pertama Indonesia yang lahir pada tahun 1901 di Surabaya.
Presiden yang lahir dengan nama koesno ini dari keluarga petani yang sangat miskin.
Soekarno beberapa kali masuk penjara dan menjadi buronan pihak belanda. Dan justru itu menjadikannya pemimpin yang kuat mental.
Soekarno memperjuangkan Indonesia diatas tanah. Yang biasanya memicu kemarahan belanda. Namun pada tahun 1945 Soekarno memproklamasikan Republik Indonesia secara umum di Jl.Pegangsaan Timur no.56 . Dan pada tahun yang sama beliau diangkat resmi menjadi presiden Indonesia yang pertama melalui sidang PPKI.
Presiden ini menjadi satu-satunya presiden yang berani melawan amerika dan sekutunya. Dengan menolak tawaran kredit dari amerika dan memilih rusia sebagai saudara tuanya.
Namun pada tahun 1965 terjadi pemberontakkan PKI yang tenar dengan nama G30S/PKI . Yang memaksa presiden mengeluarkan SUPERSEMAR (SUrat PERintah SEbelas MARet). Yang berisi mandat presiden kepada suharto agar mengatasi darurat politik. Namun surat itu juga yang menjerumuskan presiden ini diberhentikan menjadi presiden. Dihadapan anggota MPR/DPR pidato Pertanggung jawaban presiden atas SUPERSEMAR Ditolak oleh MPR/DPR. Dan saat itu pula Indonesia dipimpin oleh presiden militer (pertama) yang ditunjuk langsung oleh MPR/DPR [SUHARTO].

Meloncat pada presiden keempat karena sesuai judul...

K.H.ABDURRAHMAN WAHID

Akrab dipanggil Gus Dur lahir di
Jombang,Jawa Timur, 7 September
1940 dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah.
Guru bangsa, reformis, cendekiawan, pemikir, dan
pemimpin politik ini menggantikan BJ Habibie
sebagai Presiden RI setelah dipilih MPR hasil
Pemilu 1999. Dia menjabat Presiden RI dari 20
Oktober 1999 hingga Sidang Istimewa MPR 2001.
Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil atau
"Sang Penakluk", dan kemudian lebih dikenal
dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah
panggilan kehormatan khas pesantren kepada
anak kiai.

Pada Desember 1990, Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia (ICMI) dibentuk untuk menarik hati
intelektual muslim di bawah dukungan Soeharto
dan diketuai BJ Habibie. Pada 1991, beberapa
anggota ICMI meminta Gus Dur bergabung, tapi
ditolaknya karena dianggap sektarian dan hanya
membuat Soeharto kian kuat.
Bahkan pada 1991, Gus Dur melawan ICMI
dengan membentuk Forum Demokrasi, organisasi
terdiri dari 45 intelektual dari berbagai komunitas
religius dan sosial. Pada Maret 1992, Gus Dur
berencana mengadakan Musyawarah Besar untuk
merayakan ulang tahun NU ke-66 dan
merencanakan acara itu dihadiri paling sedikit
satu juta anggota NU.
Soeharto menghalangi acara tersebut dengan
memerintahkan polisi mengusir bus
berisi anggota NU begitu tiba di Jakarta. Gus Dur
mengirim surat protes kepada Soeharto
menyatakan bahwa NU tidak diberi kesempatan
menampilkan Islam yang terbuka, adil dan
toleran.
Menjelang Musyawarah Nasional 1994, Gus Dur
menominasikan diri untuk masa jabatan ketiga.
Kali ini Soeharto menentangnya. Para pendukung
Soeharto, seperti Habibie dan Harmoko,
berkampanye melawan terpilihnya kembali Gus
Dur.
Ketika musyawarah nasional diadakan, tempat
pemilihan dijaga ketat ABRI, selain usaha
menyuap anggota NU untuk tidak memilihnya.
Namun, Gus Dur tetap terpilih sebagai ketua NU
priode berikutnya.
Selama masa ini, Gus Dur memulai aliansi politik
dengan Megawati Soekarnoputri dari Partai
Demokrasi Indonesia (PDI). Megawati yang
popularitasnya tinggi berencana tetap menekan
Soeharto.

Juli 1997 merupakan awal krisis moneter dimana
Soeharto mulai kehilangan kendali atas situasi
itu. Gus Dur didorong melakukan gerakan
reformasi dengan Megawati dan Amien, namun
terkena stroke pada Januari 1998.
Pada 19 Mei 1998, Gus Dur, bersama delapan
pemimpin komunitas Muslim, dipanggil Soeharto
yang memberikan konsep Komite Reformasi
usulannya. Gus Dur dan delapan orang itu
menolak bergabung dengan Komite Reformasi.
Amien, yang merupakan oposisi Soeharto paling
kritis saat itu, tidak menyukai pandangan
moderat Gus Dur terhadap Soeharto. Namun,
Soeharto kemudian mundur pada 21 Mei 1998.
Wakil Presiden Habibie menjadi presiden
menggantikan Soeharto. Salah satu dampak
jatuhnya Soeharto adalah lahirnya partai politik
baru, dan pada Juni 1998, komunitas NU meminta
Gus Dur membentuk partai politik baru.
Baru pada Juli 1998 Gus Dur menanggapi ide itu
karena mendirikan partai politik adalah satu-
satunya cara untuk melawan Golkar dalam
pemilihan umum. Partai itu adalah Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB). Pada 7 Februari 1999,
PKB resmi menyatakan Gus Dur sebagai kandidat
presidennya.
Pemilu April 1999, PKB memenangkan 12% suara
dengan PDIP memenangkan 33% suara. Pada 20
Oktober 1999, MPR kembali mulai memilih
presiden baru. Abdurrahman Wahid terpilih
sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan 373
suara, sedangkan Megawati hanya 313 suara.

Pada Januari 2001, Gus Dur mengumumkan
bahwa Tahun Baru Cina (Imlek) menjadi hari libur
opsional. Tindakan ini diikuti dengan pencabutan
larangan penggunaan huruf Tionghoa. Pada 23
Juli 2001, MPR secara resmi memakzulkan Gus
Dur. Dan menjadikan wakilnya sebagai presiden wanita (pertama) dan presiden (pertama) dari anak mantan presiden [MEGAWATI].

Dan siapakah presiden esok yang terpilih? Akankah dari kalangan militer ataukah dari sipil? Jika jokowi terpilih maka jokowi akan menjadi presiden sipil ke-3 yang dipilih oleh rakyat. Ataukah prabowo yang akan terpilih dan akan menjadi presiden militer ke-3?. Salurkan suaramu dalam pemilu esok. Jangan golput.

Sumber: kolom-biografi.blogspot.com/2010/01/biografi-kyai-haji-abdurrahman-wahid.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tulis yang seperlunya!

shAre

Entri Populer