Assalamualaikum!
Saya tadi search di INTERNET ketemu postingan yang judulnya "kumpulan Humor Gus Dur di Internet".
Dan ini versi HGD(Humor Gus Dur) 1-10 COPASnya.
Saya tadi search di INTERNET ketemu postingan yang judulnya "kumpulan Humor Gus Dur di Internet".
Dan ini versi HGD(Humor Gus Dur) 1-10 COPASnya.
Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memang sangat popular di kalangan Dakwah Islam. Orang yang pernah menjadi Presiden RI ke 4 itu, memang aneh dan terkadang membuat telinga orang merah bagi orang yang terkena sindirannya. Presiden yang mempunyai kelemahan yaitu buta mata ini, dipilih oleh masyarakat Indonesia yang bermayoritas laki-laki itu, merasa heran karena dipilih langsung menjadi Presiden RI. Dia sendiri pun merasa bingung, “Orang buta kok dipilih..” Begitu ucapannya ketika dipilih menjadi Presiden RI.
Tetapi dibalik keseriusannya menjadi presiden, dia pun juga sering melantunkan guyonan khasnya yang cerdik. Akibat itulah dia sangat terkenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan diapun sudah berulang kali membuat presiden luar negeri tertawa karena guyonannya tersebut.
Karena itulah saya akan menampilkan postingan yang sangat menarik ini, selain mengenal pribadi Gus Dur, kitapun dapat menyegarkan pikiran kita sejenak. Selamat Membaca.
1. Peternak Lebah ala Gus Dur
Saat Presiden Abdurrahman Wahid
menjabat, Departemen Kehutanan dan
Perkebunan (Dephutbun) tidak henti
didemo. Setiap hari ada saja kelompok yang
berdemonstrasi di departemen yang saat itu
dipimpin Nur Mahmudi Ismail.
Tuntutan mereka sama, yang mendeseak
pembatalan pengangkatan Sutjipto sebagai
Sekjen Dephutbun.
"Sutjipto terlalu tua, copot saja!" teriak salah
satu pendemo. "Sutjipto bukan pejabat karir,
berikan saja jabatan itu kepada orang
dalam!" pekik yang lain. "Pengangkatan
Sutjipto berbau KKN, copot saja," bunyi
tulisan sebuah poster yang diacungkan.
Rentetan demonstrasi yang sempat
melumpuhkan sebagian kegiatan Dephutbun
itu. Pasalnya, tidak sedikit karyawan yang
ikutan berdemo, yang pada akhirnya
menyerempet posisi Menteri Nur Mahmudi
sendiri. Tapi Presiden berkeras supaya
Sutjipto dipertahankan.
Dalam suasana seperti itulah cucu KH
Hasyim Asy'ari itu, melantik pengurus
Perhimpunan Peternak Lebah di Jakarta
akhir Maret 2000.
Dalam pidatonya, Gus Dur antara lain
memaparkan mengenai kondisi peternakan
lebah terkini.
"Kita ini setiap tahun masih mengimpor 350
ribu ton lebah dari luar negeri," tutur dia.
"Lah, orang-orang yang berdemo itu,
daripada mendemo menterinya mbok lebih
baik beternak lebah, supaya kita tidak
mengimpor lagi!" pinta Gus Dur. (rhs)
Sumber: okezone.com, 04 Januari 2010
2. Fenomena 'Gila' Gus Dur
Konon, guyonan mantan Presiden
Abdurrahman Wahid selalu ditunggu-tunggu
oleh banyak kalangan, termasuk presiden
dari berbagai negara.
Pernah suatu ketika, Gus Dur membuat
tertawa Raja Saudi yang dikenal sangat
serius dan hampir tidak pernah tertawa.
Oleh Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus),
momentum tersebut dinilai sangat
bersejarah bagi rakyat Negeri Kaya Minyak.
"Kenapa?" tanya Gus Dur.
"Sebab sampeyan sudah membuat Raja
ketawa sampai giginya kelihatan. Baru kali
ini rakyat Saudi melihat gigi rajanya," jelas
Gus Mus, yang disambut gelak tawa Gus
Dur.
Melekatnya predikat humoris pada Presiden
RI yang keempat itu pun sempat membuat
Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz
penasaran. Suatu ketika, keduanya
berkesempatan bertemu.
Seperti yang diceritakan oleh mantan Kepala
Protokol Istana Presiden Wahyu Muryadi
pada tayangan televisi, Fidel Castro bertanya
kepada Gus Dur mengenai joke teranyarnya.
Dijawablah oleh Gus Dur, "Di Indonesia itu
terkenal dengan fenomena 'gila',".
Fidel Castro pun menyimak pernyataan
mengagetkan tersebut.
"Presiden pertama dikenal dengan gila
wanita. Presiden kedua dikenal dengan gila
harta. Lalu, presiden ketiga dikenal gila
teknologi," tutur Gus Dur yang kemudian
terdiam sejenak.
Fidel Castro pun semakin serius
mendengarkan lanjutan cerita.
"Kemudian, kalau presiden yang keempat, ya
yang milih itu yang gila," celetuk Gus Dur.
Fidel Castro pun diceritakan terpingkalpingkal
mendengar dagelan tersebut.
3. Cerita Gus Dur Soal Naik
Kereta
Setelah mendapat larangan dari dokternya
untuk tidak melakukan perjalanan jauh
dengan menggunakan pesawat terbang, Gus
Dur kemudian nekat untuk berpergian jauh
menggunakan kereta api.
"Anda mau pergi naik kerata api Gus?
Memangnya Anda pikir bisa sampai tepat
waktu dengan naik kereta api?" ledek si
dokter.
"Anda jangan meremehkan, kereta itu cepet
banget loh!" jawab mantan Presiden RI ke-4
itu.
"Kereta api mana yang bisa menandingi
kecepatan pesawat terbang?" tanya dokter.
"Oho.. Anda jangan salah. Semua kereta api
bisa lebih cepat dari pesawat," kilah pria
kelahiran Jombang, Jawa Timur, 7
September 1940 ini.
"Anda mimpi kali. Semua orang juga tahu
kalau pesawat itu jelas lebih cepat
dibandingkan kereta api," cecar sang dokter.
"Wah, Anda salah. Memang sekarang ini
pesawat lebih cepat. Tapi itu karena kereta
api baru bisa merangkak. Coba kalau kereta
api nanti sudah bisa berdiri dan bisa lari.
Wuiih.. pasti bakalan jauh lebih cepat dari
pesawat," jawab Gus Dur, disambut wajah
kecut sang dokter. (rhs)
Sumber: Okezone.com, Kamis, 07
Januari 2010
4. Obrolan Para Presiden
Saking udah bosannya keliling dunia, Gus
Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali
ini dia mengundang Presiden AS dan
Perancis terbang bersama Gus Dur buat
keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan
Perancis aja yg punya pesawat
kepresidenan. Seperti biasa...
setiap presiden selalu ingin memamerkan
apa yang menjadi kebanggaan negerinya.
Tidak lama presiden Amerika, Clinton
mengeluarkan tangannya dan sesaat
kemudian dia berkata: "Wah kita sedang
berada di atas New York!"
Presiden Indonesia (Gus Dur): "Lho kok bisa
tau sih?"
"Itu.. patung Liberty kepegang!", jawab
Clinton dengan bangganya.
Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques
Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar.
"Tau nggak... kita sedang berada di atas
kota Paris!", katanya dengan sombongnya.
Presiden Indonesia: "Wah... kok bisa tau
juga?"
"Itu... menara Eiffel kepegang!", sahut
presiden Perancis tersebut.
Karena disombongin sama Clinton dan
Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan
tangannya keluar pesawat...
"Wah... kita sedang berada di atas Tanah
Abang!!!", teriak Gus Dur.
"Lho kok bisa tau sih?" tanya Clinton dan
Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan
nggak bisa ngeliat.
"Ini... jam tangan saya ilang...", jawab Gus
Dur kalem.
Sumber: gusdur.net, 13 November
2008
5. Sate Babi
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat
percakapan serius.
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa
yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm ... babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm ... nggg ... babi
mengandung babi tanpa tahu bapaknya
dibuat sate babi!
6. Gus Dur Diplintir Media
Gus Dur, dalam satu acara peluncuran
biografinya, menceritakan tentang kebiasan
salah kutip oleh media massa atas berbagai
pernyataan yang pernah dikeluarkannya.
Dia mencontohkan, ketika berkunjung ke
Sumatera Utara ditanya soal pernyataan
Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew
tentang gembong teroris di Indonesia, dia
mengatakan, pada saatnya nanti akan
mengajarkan demokratisasi di Singapura.
Namun, sambungnya, media massa
mengutip dia akan melakukan demo di
Singapura.
Walah ... walah, gitu aja kok repot! (//mbs)
sumber: okezone, Jum'at, 29 Mei 2009
- 13:06 wib
7. Kuli dan Kyai
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba
di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab
Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman
berebutan untuk mengangkut barang-barang
yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di
antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan
serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut
spontan merubung mereka, sambil berucap:
Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu
menghampiri mereka: "Lho kenapa Anda
berkerumun di sini?"
"Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi
pakai serban, mereka itu pasti kyai."(//ahm)
Sumber: okezone.com, Kamis, 2 April
2009 - 15:05 wib
8. Kaum Almarhum
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya
pada isyarat dari makam-makam leluhur?
Kelihatannya dia memang percaya, sebab
Gus Dur selalu siap dengan gigih dan
sungguh-sungguh membela "ideologi"nya
itu. Padahal hal tersebut sering membuat
repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar,
ketika ditanya kenapa Gus Dur sering
berziarah ke makam para ulama dan
leluhur.
"Saya datang ke makam, karena saya tahu.
Mereka yang mati itu sudah tidak punya
kepentingan lagi." Katanya.
Sumber: gusdur.net, Sabtu, 14
November 2008
9. Pengalaman Gus Dur Naik
Haji
Gus Dur seperti tidak pernah kehabisan
cerita, khususnya yang bernada sindiran
politik. Menurut dia, ada kejadian menarik di
masa pemerintah Orde Baru.
Suatu kali Presiden Soeharto berangkat ke
Mekkah untuk berhaji. Karena yang pegi
seorang persiden, tentu sejumlah menteri
harus ikut mendampingi. Salah satunya
"peminta pertunjuk" yang paling rajin,
Menteri Penerangan Harmoko.
Setelah melewati beberapa ritual haji,
rombongan Soeharto pun melaksanakan
jumrah, yakni simbol untuk mengusir setan
dengan cara melempar batu ke sebuah tiang
mirip patung. Di sini lah muncul masalah,
terutama bagi Harmoko.
Beberapa kali batu yang dilemparkannya
selau berbalik menghantam jidatnya. "Wah
kenapa jadi begini ya?" cerita Gus Dus
menuturkan pernyataan Harmoko yang saat
itu tampak gemetar karena takut.
Lalu Harmoko pindah posisi. Hasilnya sama
saja, batu yang dilemparnya seperti ada
yang melempar balik ke arah dirinya. Setelah
tujuh kali lemparan hasilnya selalu sama,
Harmoko pun menoleh ke kanan dan ke kiri,
mencari-cari posisi presiden untuk "minta
petunjuk". Setelah ketemu, lalu dengan lega
ia tergopoh-gopoh menghampiri Bapak
Presiden.
Namun, sebelum sampai di hadapan
Soeharto, ia turut mendengar bisikan "Hai
manuia, sesama setan jangan saling
lempar."
(rhs)
Sumber: okezone.com, 11 Januari 2010
10. Cuma Takut Tiga Roda
Suatu hari, saat Abdurarahman Wahid
menjabat sebagai Presiden RI, ada
pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik
isu terhangat dilakukan selesai menghadiri
sebuah rapat di Istana Negara.
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah
demam berdarah yang kala itu melanda kota
Jakarta. Gus Dur pun sibuk
memperbincangkan penyakit mematikan
tersebut.
"Menurut Anda, mengapa demam berdarah
saat ini semakin marak di Jakarta Pak?"
tanya seorang menterinya.
"Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso
melarang bemo, becak, dan sebentar lagi
bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini.
Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama
tiga roda...!" (rhs)
Sumber: okezone.com, 01 Januari 2010
11. Tak Punya Latar Belakang
Presiden
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid
memang unik. Dalam situasi genting dan
sangat penting pun dia masih sering
meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.
Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah
Konstitusi Mahfud MD saat diinterview salah
satu televisi swasta. "Waktu itu saya hampir
menolak penunjukannya sebagai Menteri
Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak
memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau
pertahanan," ujar Mahfud.
Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu
tidak kalah cerdiknya. "Pak Mahfud harus
bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu
memiliki latar belakang presiden kok," ujar
Gus Dur santai.
Karuan saja Mahfud MD pun tidak berkutik.
"Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh,
pasti nggak akan memilih saya sebagai
Menhan," kelakar Mahfud. (mbs)
Sumber: okezone.com, 01 Desember
2009
12. Airport Abdurrahman
Wahid
Pada akhir April 2000, Gus Dur sempat ke
Malang, dan mendarat di Bandara
Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan dia
pada peristiwa belasan tahun silam, ketika
dia mendarat di bandara yang sama dari
Jakarta, saat masih ada penerbangan reguler
dari Bandara Halim Perdanakusuma ke
Malang.
Waktu itu Gus Dur bersama antara lain
Almarhum Jaksa Agung Sukarton
Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk
rombongan orang penting, mereka pun
disambut oleh pasukan Banser NU.
Ketika romobongan sudah berangkat ke
Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara,
petugas Banser melapor pada poskonya
melalui handy talky.
"Halo, halo, rojer," kata Mas Banser. "Lapor:
Abdurahman Saleh sudah mendarat di
airport Abdurrahman Wahid!"
Yah, kebalik. (mbs)
Sumber: Okezone.com, 24 Nopember
2009
13. Buto Cakil Pembayar
Demonstran?
Punakawan selalu digambarkan sebagai
kstaria. Musuhnya jelek-jelek semua,
misalnya Buto Cakil. Punakawan sering
diculik, dibawa berpindah dari satu tempat
ke tempat lain.
Tapi, menurut Ki Tedjo, sekarang semuanya
serba tak jelas. Perilaku kesatria pun tak
jelas. Yang jadi Punakawan pun tak jelas.
Yang disebut istana pun tak jelas. Sebab
saat ini masih banyak istana, ada yang di
Cendana, ada yang di sana, pokoknya di
mana-mana.
"Supaya rakyat tentram, mbok ya (para elite
politik) itu kalau berantem caranya yang
cerdas lah. Rakyat seperti kita ini kan juga
perlu tahu. Bukan begitu, Gus?"
"Sebelum tahu istananya, harus tahu dulu
siapa demonstrannya," jawab Gus Dur.
"Ya sebelum tahu demonstrannya, harus
tahu dulu siapa yang membayari." (mbs)
Sumber: okezone.com, 10 November
2009
14. Tukang Santet Jakarta
Main hakim sendiri seakan sudah dianggap
normal oleh masyarakat kita. Pelakunya
bukan cuma rakyat biasa, tapi sering justru
aparat yang berwenang. Paling tidak
penghakiman dilakukan di depan aparat.
Sampai-sampai majalah Tempo, jauh
sebelum pembredelan pernah
"menghitamkan" beberapa halamannyla
sebagai tanda prihatin. Para pembaca
Tempo tentu kaget dan heran. Bermacam
dugaan pun segera muncul. Gus Dur
termasuk yang heran dan menduga-duga.
"Mengapakah Tempo dibuat hitam seperti
itu?" tanya Gus Dur dalam "kuis imajiner"-
nya.
"Karena reportase soal tukang santet dan
bromocorah Jember."
"Siapakah yang memerintahkan
penghitaman itu?"
"Tukang santet dan bromocorah
Jakarta."(mbs)
Sumber: okezone.com, Senin, 19
Oktober 2009
15. Keliling Dunia Tidak Mati
Kok!
Empat dokter ahli menyampaikan analisis
negatif terhadap kesehatan Gus Dur kepada
DPR. Jauh sebelumnya, salah satu Ketua
DPP Partai Golkar Agung Laksono juga
pernah mengungkit masalah itu. Agung,
yang juga dokter, mengusulkan agar
Presiden Gus Dur diperiksa oleh tim dokter
independen. Usul itu disetujui oleh Ketua
MPR Amien Rais.
Saat Gus Dur berkunjung ke Kairo, wartawan
pun menanyakan usulan Agung Laksono itu.
"Kalau mau tahu soal kesehatan sata, tanya
saja sama dokter yang pernah memeriksa
saya," jawab Gus Dur serius.
Kalau belum percaya? "Gampang saja, saya
keliling (dunia) ini tidak mati kok," jawab
Gus Dur menekankan betapa sehatnya dia.
Tapi kemudian Gus Dur bilang, "Masalah
begitu jangan tanya sayalah. Saya sudah
malas menjawabnya. Punya ambisi politik
saja kok sampai begitu." (mbs)
16. Panglima AL Paraguay
Paraguay dikenal sebagai salah satu negara
yang tidak mempunyai laut. Tapi anehnya,
negara Amerika Latin ini punya panglima
angkatan laut.
Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL
Paraguay ini berkunjung ke negara Brasil.
Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima
AL Brasil. Salah seorang staf AL Brasil yang
ikut menemuinya bertanya seenaknya,
"Negara bapak itu aneh ya. Tidak punya
laut, tapi punya panglima seperti Bapak."
Dengan kalem sang tamu pun menanggapio,
"Negeri Anda ini juga aneh, ya. Hukumnya
tidak berjalan, tapi merasa perlu
mengangkat seorang menteri kehakiman."
(mbs)
Sumber: okezone, 15 September 2009
17. Orang NU Gila
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur,
Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah
sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam,
bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu
ini datang silih berganti baik yang dari
kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang
mereka pun datang dari luar kota.
Menggambarkan fanatisme orang NU, kata
Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU.
“Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi
hingga jam sembilan malam, dan
menceritakan tentang NU, itu biasanya
orang NU yang memang punya komitmen
dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
Orang NU jenis yang kedua, mereka yang
meski sudah larut malam, sekitar jam dua
belas sampai jam satu malam, namun masih
mengetuk pintu Gus Dur untuk
membicarakan NU, “Itu namanya orang gila
NU,” jelasnya.
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga
mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari
hingga jam enam pagi, itu namanya orang
NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
Sumber: okezone
18. Lupa Tanggal Lahir
Gus Dur, nama lengkapnya adalah
Abdurrahma Al-Dakhil. Dia dilahirkan pada
hari Sabtu di Denanyar, Jombang, Jawa
Timur. Ada rahasia dalam tanggal
kelahirannya. Gus Dur ternyata tidak tahu
persis tanggal berapa sebenarnya dia
dilahirkan.
Sewaktu kecil, saat dia mendaftarkan diri
sebagai siswa di sebuah SD di Jakarta, Gus
Dur ditanya, " Namamu siapa Nak?"
"Abdurrahman," jawab Gus Dur.
"Tempat dan tanggal lahir?' "Jombang ...,"
jawab Gus Dur terdiam beberapa saat.
"Tanggal empat, bulan delapan, tahun
1940," lanjutnya
Gus Dur agak ragu sebab dia menghitung
dulu bula kelahirannya. Gus Dur hanya hapal
bulan Komariahnya, yaitu hitungan
berdasarkan perputaran bulan. Dia tidak
ingat bulan Syamsiahnya atay hitungan
berdasarkan perputaran matahari.
Yang Gus Dur maksud, dia lahir bulan
Syakban, bulan kedelapan dalam hitungan
Komariag. Tetapi gurunya menganggap
Agustus, yaitu bulan delapan dalam hitungan
Syamsiah.
Maka sejak itu dia dianggap lahir pada
tanggal 4 Agustus 1940. Padahal sebenarnya
dia lahir pada 4 Syakban 1359 Hijriah atau 7
September 1940.
19. Santri Dilarang Merokok
"Para santri dilarang keras merokok!"
begitulah aturan yang berlaku di semua
pesantren, termasuk di pesantren Tambak
Beras asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Dur
pernah nyatri. Tapi, namanya santri, kalau
tidak bengal dan melanggar aturan rasanya
kurang afdhol.
Suatu malam, tutur Gus Dur, listrik di
pesantren itu tiba-tiba padam. Suasana pun
jadi gelap gulita. Para santri ada yang tidak
peduli, ada yang tidur tapi ada juga yang
terlihat jalan-jalan mencari udara segar. Di
luar sebuah rumah, ada seseorang sedang
duduk-duduk santai sambail merokok.
Seorang santri yang kebetulan melintas di
dekatnya terkejut melihat ada nyala rokok di
tengah kegelapan itu.
"Nyedot, Kang?" sapa si santri sambil
menghampiri "senior"-nya yang sedang asyik
merokok itu. Langsung saja orang itu
memberikan rokok yang sedang dihisapnya
kepada sang "yunior". Saat dihisap, bara
rokok itu membesar, sehingga si santri
mengenali wajah orang tadi.
Saking takutnya, santri itu langsung lari
tunggang langgang sambil membawa rokok
pinjamannya. "Hai, rokokku jangan dibawa!"
teriak Kiai Fatta.
20. Doa Mimpi Matematika
Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur
dikenal sebagai penulis yang cukup
produktif. Hampir tiap pekan tulisannya
muncul di koran atau majalah. Tema
tulisannya pun beragam, dari soal politik,
sosial, sastra, dan tentu saja agama.
Dia pernah mengangkat soal puisi yang
ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15
tahun yang dimuat majalah Zaman.
Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih
jujur dalam mengungkapkan keinginannya.
Enggak percaya? Gus Dur membacakan puisi
yang dibuat Zul Irwan
Tuhan …
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi
21. Obrolan Hari Jumat
Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang
kerjanya di Istana Merdeka menerima
Mohammad Sobary, peneliti dari LIPI,
kolumnis dan pernah menjadi pemimpin
Kantor Berita Antara dan Djohan Effendi
(Kepala Litbang Departemen Agama).
Hampir sepanjang hari Gus Dur berbincangbincang
dengan kedua sahabatnya tersebut.
Sobary sempat menjadi moderator ketika
berlangsung dialog antara Gus Dur dengan
masyarakat seusai shalat Jumat di Masjid
Baiturrahim (Masjid Istana Kepresidenan).
Sobary lantas mengulang cerita Gus Dur
tentang hal lucu yang terjadi di sekitar Gus
Dur selama masa istirahat. Sebelum shalat
Jumat, Gus Dur dari ruang kerjanya
menelepon Menteri Agama di kantornya.
Kebetulan yang mengangkat telepon di
kantor Menteri Agama adalah seorang staf
menteri.
Dialognya demikian:
Gus Dur: Hallo, saya mau bicara dengan
Menteri Agama
Staf Departemen Agama: Ini siapa?
Gus Dur: Saya Abdurrahman Wahid
Staf Departemen Agama: Abdurrahman
Wahid siapa?
Gus Dur: Presiden.....
22. Dua Gus Adalah Musuh
Orba
Di kalangan Nahdliyin, Gus adalah julukan
bagi anak kiai yang mereka hormati .
Panggilan hormat itu tetap melekat, bahkan
sampai si anak sudah jadi bapak atau kakek
. Begitulah, menurut Gus Dur, ada Gus Nun,
Gus Mus, dan lain-lain-anpa menyebut diri
sendiri.
Lain sikap hormat kalangan Nahdliyin, lain
pula pandangan pemerintah Orde Baru.
Yang terakhir ini tak suka dengan para Gus
itu, terutama yang kritis terhadap
kekuasaan.
Kekritisan Gus Dur terhadap pemerintah
Orde Baru mengakibatkan ia "dikucilkan."
Gus Nun sering ngomong pedas, maka
dianggap musuh pemerintah juga .
Tapi , kata Gus Dur, di acara jamuan makan
malam bersama tamu-tamunya, sebenarnya
ada satu "Gus" lagi yang tidak disukai
pemerintah .
Para tamu pun penasaran, dan menunggu
Gus siapa lagi gerangan yang dimaksud .
"Gusmao...," ungkap Gus Dur menyebut
nama belakang Kay Rala Xanana (sekarang
Presiden Timor Leste), pemimpin Fretilin
yang saat itu masih di penjara.
23. Gus Dur dan UU
Pornografi
Humor ini muncul saat Dewan Perwakilan
Rakyat akan mengesahkan Rancangan
Undang-undang Pornografi menjadi undangundang
pada pertengahan 2008. Berbagai
pro dan kontra berkembang. Demonstrasi di
mana-mana.
Gus Dur yang terkenal sebagai tokoh
kebebasan berpikir, tidak ambil pusing. Bagi
dia, di dalam Islam pun telah ada porno.
Jadi tidak perlu diperdebatkan. Berikut cerita
mengenai 189 Gaya Bersetubuh yang dikutip
dari berbagai sumber:
Ketika semua pihak berteriak musnahkan
pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena
tidak sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur
justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha
mengambil contoh dari sisi pandangan Islam
tentang porno tersebut.
Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab
interview, Gus Dur menyebut kitab Raudlatul
Mu’aththar sebagai korban tentang
kesalahan memandang pengertian daripada
kata porno.
“Anda tahu, kita Raudlatul Mu’aththar
(Kebun Wewangian) itu merupakan kitab
Bahasa Arab yang isinya tata cara
bersetubuh dengan 189 gaya."
"Kalau begitu, kitab itu cabul dong?”
24. Becak Dilarang Masuk
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah
bercerita kepada Menteri Pertahanan saat
itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang
katanya banyak akal dan cerdik. Cerita ini
masuk dalam buku Setahun bersama Gus
Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit.
Ceritanya, ada tukang becak asal Madura
yang pernah dipergoki oleh polisi ketika
melanggar rambu “becak dilarang masuk”.
Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada
rambu gambar becak disilang dengan garis
hitam yang berarti jalan itu tidak boleh
dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan
gambar becak tidak boleh masuk jalan ini,”
bentak polisi.
“Oh saya melihat pak, tapi itu kan
gambarnya becak kosong. Becak saya kan
ada yang mengemudi,” jawab si tukang
becak .
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah
gambar itu kan ada tulisan bahwa becak
dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya
bisa membaca maka saya jadi polisi seperti
sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti
ini,” jawab si tukang becak sambil
cengengesan.
25. Radio Islami
Seorang Indonesia yang baru pulang
menunaikan ibadah haji terlihat marahmarah.
“Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk
mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk
membanting radio?)” tanya kawannya
penasaran.
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram.
Temannya terpaku kebingungan.
“Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji Alquran
terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut tok.
Radio begini kok dibilang radio Islami.”
“Sampean (Anda) tahu itu radio Islami dari
mana?”
“Lha…, itu bacaannya all-transistor. Kan
pakai Al."
26. Ho Oh
28. Dicium Artis Cantik
26. Ho Oh
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari
Amerika Serikat sedang jalan-jalan di
Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia
kemudian bertanya kepada seorang penjual
rokok. "Apa betul ini Jalan Sudirman?" "Ho
oh," jawab si penjual rokok.
Karena bingung dengan jawaban tersebut,
dia kemudian bertanya lagi kepada seorang
Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. "Apa
ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab,
"Betul."
Karena bingung mendapat jawaban yang
berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus
Dur yang waktu itu kebetulan melintas
bersama ajudannya. "Apa ini Jalan
Sudirman?" Gus Dur menjawab "Benar."
Bule itu semakin bingung saja karena
mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu
akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi,
mengapa waktu tanya tukang rokok dijawab
"Ho oh," lalu tanya polisi dijawab "betul" dan
yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata
"benar."
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata,
"Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada
tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh,
kalau yang bertanya kepada tamatan SMA
maka jawabannya adalah betul. Sedangkan
kalau yang bertanya kepada tamatan
Universitas maka jawabannya benar."
Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya
bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?"
Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho ...
oh!"
Sumber: marhendraputra.co.cc, 3 Januari
2010
27.Made In Japan, Sangat Cepat ...
Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama
sahabatnya yang seorang turis Jepang mau
pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan,
tiba-tiba saja ada mobil kencang sekali
menyalip taksinya. Dengan bangga Si
Jepang berteriak, "Aaaah Toyota, made in
Japan. Sangat cepat...!"
Tidak lama kemudian, mobil lain menyalip
taksi itu. Si Jepang teriak lagi, "Aaaah
Nissan, made ini Japan. Sangat cepat."
Beberapa lama kemudian, taksi yang ia naiki
lagi-lagi disalip mobil, dan Si Jepang teriak
lagi "Aaaah Mitsubishi. Made in Japan sangat
cepat...!" Gus Dur dan sopir taksi itu merasa
kesal melihat Si Jepang ini bener-bener
nasionalis.
Kemudian, sesampainya di bandara, sopir
taksi bilang ke Si Jepang. "100 dolar,
please..."
"100 dolars...?! Ini tidak jauh dari hotel."
"Aaaah... Argometer made in Japan kan
sangat cepat sekali," kata Gus Dur menyahut
Si Jepang itu.
27. DPR Turun Pangkat
Dia juga sempat melontarkan guyonan
tentang prilaku anggota Dewan Perwakilan
Rakyat. Sempat menyebut mereka sebagai
anak Taman Kanak-Kanak. Gus Dur pun
berseloroh anggota DPR sudah "turun
pangkat" setelah ricuh dalam sidang
paripurna pembahasan kenaikan bahan
bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
"DPR dulu TK, sekarang playgroup," kata
Gus Dur, ketika menjawab pertanyaan
wartawan tentang kejadian di DPR saat
sidang itu.
28. Dicium Artis Cantik
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi
membuat kesengsem salah satu artis cantik
saat hadir dalam suatu acara di rumah salah
seorang pengasuh Pondok Kajen. Saking
gemesnya, artis itu dengan santai langsung
ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake
permisi.
Jelas beberapa di antara mereka yang hadir
langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa
yang kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem
aja disun (dicium) artis cantik.Tak lama
kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus
yang sedang di antara mereka, langsung
numpahin sederet kalimat yang sudah dari
tadi cuma bisa disimpan dalam hati. “Loh
Gus, Kok Gus Dur diam saja sih disun sama
perempuan?’
Dengan santai dan silakan bayangin sendiri
gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban
sepele.
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya
mbok sampeyan jangan pengin.”
29. NU Diskon
Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur
bersama seorang kiai lain (kiai Asrowi)
pernah diundang ke kediaman mantan
presiden Soeharto untuk buka bersama.
Setelah buka, kemudian salat Maghrib
berjamaah. Setelah minum kopi, teh dan
makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan
Gus Dur.
“Gus Dur sampai malam di sini?”
“Engga Pak! Saya harus segera pergi ke
‘tempat lain’.”
“Oh iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan
ditinggal di sini ya?”
“Oh, iya Pak, tapi harus ada penjelasan.”
“Penjelasan apa?”
“Salat Tarawihnya nanti itu ngikutin NU lama
atau NU baru?”
Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia
mendengar ada NU lama dan NU baru.
Kemudian dia bertanya. “Lho NU lama dan
NU baru apa bedanya?”
”Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23
rakaat,” kata Gus Dur.
“Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam.
“Lha kalau NU baru?” tanya Soeharto.
“Diskon 60 persen. Salat Tarawih dan
Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.” Semua
tamu buka puasa langsung tertawa.
30. Che Guevara
guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi
Presiden RI, saat berkunjung ke Kuba dan
bertemu dengan Fidel Castro.
Saat itu Fidel Castro mendatangi hotel
tempat Gus Dur dan rombongannya
menginap selama di Kuba. Dan mereka pun
terlibat pembicaraan hangat, menjurus
serius. Agar pembicaraan tidak terlalu
membosankan, Gus Dur pun mengeluarkan
jurus andalannya, yaitu guyonan.
Beliau bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel
Castro, bahwa ada 3 orang tahanan yang
berada dalam satu sel. Para tahanan itu
saling memberitahu bagaimana mereka bisa
sampai ditahan di situ. Tahanan pertama
bercerita, “Saya dipenjara karena saya anti
dengan Che Guevara.” Seperti diketahui Che
Guevara memimpin perjuangan kaum
sosialis di Kuba.
Tahanan kedua berkata geram, “Oh kalau
saya dipenjara karena saya pengikut Che
Guevara!” Lalu mereka berdua terlibat
perang mulut. Tapi mendadak mereka
teringat tahanan ketiga yang belum ditanya.
“Kalau kamu kenapa sampai dipenjara di
sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan
ketiga.
Lalu tahanan ketiga itu menjawab dengan
berat hati, “Karena saya Che Guevara.”
Fidel Castro pun tertawa tergelak-gelak
mendengar guyonan Gus Dur tersebut.
Gan itu HGD(Humor Gus Dur) versi 1-10.
insyaallah besok HGD versi 11-16nya!
ini SUMBERNYA !!
insyaallah besok HGD versi 11-16nya!
ini SUMBERNYA !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tulis yang seperlunya!