Tampilkan postingan dengan label Kapal selam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kapal selam. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Maret 2012

KRI.TJANDRASA

Ada banyak potongan sejarah kita yang hilang. Padahal, potongan-potongan itu berbicara tentang waktu, manusia, dan semangat juang yang membakar hidupnya. Kita sering terjebak pada seremonial, wacana, dan citra. Padahal, ketika masa kita hampir berlalu, jejak yang tertinggal adalah pengorbanan kita untuk orang-orang di sekitar kita.
Begitu potongan-potongan yang ada seusai upacara Hari Dharma Samudera, Jumat (15/1), yang dipimpin Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya Agus Suhartono.
Dalam bedah buku Mission Accomplished-Misi Pendaratan Pasukan Khusus oleh Kapal Selam RI Tjandrasa, diceritakan operasi rahasia Tjakra II yang digelar di Teluk Tanah Merah, Irian Barat, sebagai bagian dari Operasi Trikora.
Komandan kapal selam pertama, Laksamana Pertama (Purn) Raden Panji Poernomo, menceritakan bagaimana KRI Tjandrasa 408 di bawah pimpinan Mayor (Laut) Mardiono ngotot menjalankan misi. ”Mendaratkan RPKAD dengan ranselnya yang berat itu tidak mudah bagi kapal selam,” kata Poernomo.
KRI Tjandrasa berstrategi untuk mendekati pantai menjelang malam. Namun, upayanya gagal karena ada kapal patroli Belanda. KRI Tjandrasa ketahuan dan diusir. Mardiono tidak menyerah, pikiran nakalnya menyatakan, Belanda tidak akan berpikir, ia akan kembali keesokan harinya pada waktu dan tempat yang sama. ”Mereka pikir, kita tidak akan berani. Tetapi, justru itu yang persis kita lakukan dan kita berhasil,” kata Mardiono.
Masih seputar operasi Trikora, Luther Bindosano (67), seorang anak buah kapal KRI Macan Tutul, yang tenggelam di bawah pimpinan Laksamana Madya Yos Sudarso, menceritakan kenangannya tentang masa-masa seputar 13 Januari 1962, tanggal tenggelamnya KRI itu.
”Bocah, kamu ke sini. Kamu asal mana,” begitu Luther menirukan ucapan Yos Sudarso dalam pertemuan pertama mereka. ”Putra Waropen, Papua, Bapa,” jawab Luther. ”Apa kamu sudah siap, korbankan kepala dan dada kamu,” tanya Yos Sudarso lagi. ”Bapa, saya sudah siap,” jawab Luther. ”Tanah sepotong digenggam di tangan, bawa pulang ke Indonesia, ya,” begitu pesan terakhir Yos Sudarso yang terus terngiang di telinga Luther di tengah desingan peluru di 3-4 jam terakhir KRI Macan Tutul.
Luther, penembak itu, terapung-apung empat jam sebelum ditemukan tentara Belanda. Matanya jadi buta karena kuatnya radiasi bom. Ia dipukuli, dimasukkan ke dalam karung, diinjak-injak, dan tiga bulan dijadikan tawanan perang. Namun, hingga kini dia tidak menyesali 3-4 jam paling berpengaruh dalam hidupnya.
”Kita lawan terus. Kita pasti menang. Betul toh, sekarang kita menang,” kata pensiunan itu tanpa bisa dihentikan. (EDN/Ars)
read more “KRI.TJANDRASA”

in memoriam PASOPATI

KRI Pasopati salah satu kapal selam terakhir kelas Whiesky dari 12 armada hiu kencana yang dimiliki Indonesia pada tahun 1989 sebelum akhirnya di museumkan di Kota Surabaya. Dalam sejarahnya KRI Pasopati di tempatkan sebagai kapal selam pemburu yang selalu di pergunakan untuk menjalankan operasi pencegatan terhadap kapal-kapal perang asing yang melintas di perairan indonesia.

Indonesia pada kurun tahun 60'an telah menjadi salah satu negara terkuat di belahan asia tenggara dengan memiliki 12 kapal selam kelas whiesky yang di beli dari Uni Soviet pada tahun 1952. Kemudian membetuk satuan kapal selam bernama "Hiu Kencana" dengan selogan "Tabah Sampai Akhir".

KRI Pasopati pada masa aktifnya telah melakukan berbagai operasi yang di berikan oleh Presiden Soekarno dalam mengawal kedaulatan Indonesia. Diantaranya yaitu :

Operasi Halilintar : Dimana KRI Pasopati bertugas memberantas penyelundupan bahan baku dari Indonesia ke Malaysia dan Singapura. Disamping mengamankan pengungsi Vietnam di Pulau Galang atas instruksi PBB.

Operasi Kentjana : Operasi Kentjana ditujukan untuk mencegat kapal induk Inggris di Samudera Indonesia. Pada saat itu sebuah iring-iringan armada Inggris yang terdiri atas sebuah kapal induk dan pengawal-pengawalnya akan menuju Singapura melalui Selat Malaka. KRI Pasopati diperintahkan untuk mencegat iring-iringan tersebut jauh di tengah Samudera Indonesia. Pertemuan yang tidak disangka-sangka dengan kapal selam Indonesia ini akan menjatuhkan moril pelaut-pelaut Inggris yang sombong itu, karena Indonesia telah mengetahui kedatangan mereka, bahkan berani menantang jauh di tengah samudera.

Operasi Alugoro : Pada operasi ini KRI Pasopati bersama lima kapal selam lainnya yaitu KRI Widjayadanu, KRI Hendradjala, KRI Bramasta, KRI Tjudamani dan KRI Alugoro ditugaskan untuk menenggelamkan kapal-kapal perang dan niaga musuh sepanjang pantai utara Irian Barat.Operasi khusus ini berdiri sendiri di luar komando Operasi “Jayawijaya” I karena langsung di bawah perintah KSAL. Perasi ini ditujukan untuk membantu mengamankan operasi amfibi yang akan dilaksanakan oleh kesatuan-kesatuan operasi “Jayawijaya” I dari bahaya serangan mendadak yang datang dari utara dan untuk mencegat dan menghancurkan kapal-kapal perang Belanda yang mencoba melarikan diri ke utara. Operasi Alugoro berakhir pada tanggal 15 Agustus 1962 setelah ditanda tanganinya persetujuan New York.
Operasi Tjegat : Dalam operasi kali ini KRI Pasopati bersama KRI Tjandrasa, KRI Alugoro dan KRI Tjudamani ditugaskan untuk mencegat armada Inggris yang akan lewat Selat Sunda dan Selat Lombok. KRI Pasopati dan KRI Tjandrasa menjaga Selat Sunda, sedangkan KRI Tjudamani dan KRI Alugoro menjaga Selat Lombok. Operasi ini untuk memastikan bahwa Inggris menaati hukum-hukum laut dan untuk menceah penyalahgunaan ijin oleh Inggris.
Pada saat itu KRI Alugoro secara tiba-tiba muncul ke atas permukaan beberapa mil di muka iring-iringan armada Inggris dan mengirim isyarat optis : “BON VOYAGE” yang dijawab oleh kapal induk HMS VICTORIOUS dengan : “THANK YOU. SAME TO YOU”.
Operasi Latihan dengan AL Australia : Ada kesempatan kunjungan muhibah kapal-kapal Angkatan Laut Australia (RAN) ke Surabaya, diadakan latihan bersama di selat Madura sebelah utara pulau Bali. KRI Pasopati berperan seagai sasaran bagi fregat Indonesia dan Australia. Area latihan ditentukan 10 mil persegi, waktu mulai latihan semua fregat di luar arena. KRI Pasopati di tengah area dan mulai menyelam selanjutnya dilakukan pencarian. Fregat Indonesia dapat menemukan sasaran sedangkan fregat RAN tidak berhasil.
Letnan Kolonel Laut (P) Saeran sebagai LO di fregat RAN menceritakan, Komandan fregat RAN marah-marah dankomplain bahwa kapal selam Indonesia telah kembali ke pangkalan. Ternyata pada waktu latihan berakhir KRI Pasopati timbul dan masih berada dalam area latihan. Rupanya fregat RAN masih penasaran, ketika sama-sama berlayar di permukaan terdengar “ping SONAR” terus menerus dari fregat RAN tersebut, rupanya mereka tidak percaya KRI Pasopati dapat menghindar dari sonar mereka.
Operasi Pengamanan KTT ASEAN di Filipina : Konferensi Tingkat Tinggi di Manila memerlukan pengamatan yang sangat ketat karena situasi dalam negeri Filipina yang sedang bergolak. Indonesia yang pada waktu itu dianggap big brother di lingkungan ASEAN diminta bantuannya untuk pengamanan tersebut. Maka dikirimlah armada kapal-kapal perang Indonesia, termasuk KRI Pasopati.
dan masih banyak operasi lain yang dilakukan oleh KRI Pasopati selama masa pengabdiannya bersama satuan Hiu Kencana.

Spesifikasi KRI Pasopasi

Kapal Selam Pasopati mempunyai panjang 76 m berat 1300 ton di atas air dan berat 1.740 ton dibawah air. Pasopati dilengkapi persenjataan terpedo yang panjangnya 7 meter berat 1.9 ton, ada cadangan senjata torpedo didepan 4 dan diburitan 2 terpedo ada ruang abk, ruang kapten, dapur, pusat informasi tempur dilengkapr dengan teleskop untuk mengintai musuh, ruang disel / emisi, ruang motor listrik dan ruang torpedo buritan. Kapal Selam Pasopati bisa menyelam selama 7 hari dan membawa 63 ABK.(Ars)


Sbr : 50 Tahun Pengabdian Hiu Kencana 1959-2009
read more “in memoriam PASOPATI”

Sabtu, 24 Desember 2011

HDW Siap untuk penawaran Bersama


Jenis kapal selam 209 (Foto: pakdef)
Sebuah kemitraan yang terdiri dari kantor pengadaan Turki, galangan kapal HDW Jerman dan sebuah galangan kapal Turki yang lebih kecil diharapkan untuk mengajukan penawaran bersama minggu depan untuk membangun dua kapal selam kelas 209-untuk Angkatan Laut Indonesia, seorang pejabat senior mengatakan kemarin.
"Hanya beberapa formalitas perlu diselesaikan dengan sisi Jerman dan maka tawaran bersama kami akan disampaikan," kata pejabat senior yang pengadaan Turki Hurriyet Berita Harian. "Tawaran kami adalah baik dan kami akan menunggu keputusan Indonesia."
Tawaran, yang bernilai $ 1 miliar, akan bersaing melawan Korea Selatan Daewoo Shipbuilding dan Marine Engineering, yang telah menawarkan untuk membangun tiga 209 kapal selam senilai $ 1,2 milyar. Salah satu masalah utama untuk sisi Korea, bagaimanapun, adalah bahwa Daewoo sedang mencoba untuk menjual kapal selam yang lisensi milik HDW (Howaldtswerke-Deutsche Werft), yang telah bekerja sama dengan Industri untuk Pertahanan Undersecretariat, badan pengadaan Turki. Daewoo memiliki kemampuan untuk menghasilkan 209s, tetapi tidak jelas apakah itu dapat melakukannya tanpa lisensi HDW, menurut analis.
Dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan Kemal Yardımcı, tim pertahanan senior Turki mengunjungi Indonesia untuk melakukan pembicaraan akhir pekan lalu dan awal pekan ini. Pembicaraan itu bertepatan dengan kunjungan Wakil Perdana Menteri Bülent ARINC ke pulau Bali Indonesia.
Yardımcı dan para pembantunya telah berbicara industri pertahanan yang luas dengan pihak berwenang Indonesia, kata pejabat pengadaan.
"Bahkan peta jalan telah muncul tentang industri pertahanan kerjasama masa depan antara negara kami," katanya. "Selain masalah kapal selam, kita telah membahas proyek-proyek besar yang dapat mencakup kita [konglomerat elektronik militer] Aselsan, [produsen roket] kami Roketsan dan produsen lapis baja kendaraan kami."
Menawarkan Prancis dan Rusia jatuh dari awal berjalan dalam tender kapal selam dibuka tahun lalu oleh Angkatan Laut Indonesia, dan Korea Selatan Daewoo muncul sebagai kandidat utama. Daewoo diharapkan untuk tawaran bersama-sama dengan HDW Jerman, tetapi kemudian memutuskan untuk bergabung dengan kompetisi sendiri.
HDW juga co-manufaktur dengan Turki enam U modern, 214-jenis diesel kapal selam untuk Angkatan Laut Turki. Sebelumnya dengan HDW, Turki dibangun 14 U-209 kapal selam, dimana Indonesia sekarang ingin membeli.
(Hurriyet)
read more “HDW Siap untuk penawaran Bersama”

shAre

Entri Populer