SURABAYA - PT.PAL menyatakan kesiapannya menyediakan sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas pembuatan kapal selam dalam rangka persiapan persyaratan teknis untuk membangun galangan kapal selam. Hal tersebut diungkapkan Direktur SDM dan Umum PT PAL Indonesia Sewoko Kartanegara, Kamis (22/12) kemarin.
Persiapan yang sudah dilakukan diantaranya menginventarisir kebutuhan beberapa peralatan khusus yang diharapkan pendanaannya datang dari pemerintah pusat. Peralatan apa yang dimaksud, Sewoko tidak mengungkapkan. Namun, alat khusus ini dipastikan sangat vital dan mahal. Manajer Humas PT PAL Indonesia Bayu Witjaksono yang dihubungi terpisah juga mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah persiapan untuk memproduksi bersama kapal selam hasil alih teknologi dengan Daewoo Ship-building and Marine Enginering (DSME), Korea.
“Kami sudah mulai menyiapkan lokasi pembangunan untuk memproduksi kapal selam itu. Konsep rancangan sarana dan prasaranannya juga sudah kami buat,”ujarnya. Anggota Komisi I DPR Sidarto Danusubroto mendukung proses pembelian alat pertahanan ini, harapannya pemerintah tidak bergantung lagi pada negara lain. Politikus asal PDI Perjuangan itu pun mengingatkan, selama ini komitmen dan dukungan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan dalam negeri seperti PT PAL masih belum tampak.Padahal, perusahaan tersebut punya kemampuan dalam memproduksi alat-alat pertahanan.
Sebelumnya Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin menuturkan, dalam kontrak pembelian kapal ada mekanisme ToT mulai dari awal hingga akhir pengadaan 3 kapal selam. Sebagai langkah awal, Indonesia akan mengirimkan sejumlah teknisi untuk mempelajari langsung proses pembuatan kapal selam. Pada pengadaan tahap kedua, para teknisi yang telah dikirim diharapkan mulai terlibat pekerjaan teknis pembuatan kapal selam. Selama proses pembuatan dua kapal selam itu pula, galangan kapal selam di Indonesia mulai dibangun. Selanjutnya pada pembuatan kapal selam ketiga diharapkan PAL sudah siap membuatnya di Tanah Air.
Learning by Doing
PT PAL mengusulkan, dalam pengadaan tiga kapal selam dengan konsep joint productions itu, mekanisme alih teknologi dilakukan dengan model ‘learning by doing’,yakni PT PAL juga ikut dilibatkan mulai dari proses desain hingga proses produksi untuk seluruh kapal, termasuk yang diproduksi di Korsel. Model-model ToT seperti ini penting untuk diperhatikan karena sangat menentukan dalam kemampuan penyerapan teknologi. Dia kemudian menuturkan, Korsel adalah negara yang peduli mengenai masalah ini.
Menurut Sewoko,pada saat Korea Selatan/DSME melakukan ToT dengan Howaldtswerke-Deutsche Werft GmbH (HDW) Jerman, mereka mengirim 200 orang ke Jerman untuk ToT.Sedangkan pada saat overhaulkapal selam kita di Korea Selatan, kita diminta mengirim personel terbatas untuk 10 orang dengan waktu yang pendek. Kami harapkan itu tidak terjadi lagi kedepan.
Sumber : SEPUTARINDONESIA.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tulis yang seperlunya!